Powered by Blogger.
RSS

Belanja Sambil Beramal

"Kalau ada yang nawarin barang, barangnya sama, yang satu seharga 1000, satunya seharga 1500, pilih mana?" Sebagai seorang wanita, apalagi ibu rumah tangga, hampir pasti kita akan pilih barang yang harganya lebih murah.

Apakah ada yang salah dengan pilihan itu? Sebenarnya tidak. Sejak di bangku sekolah, kita sudah dikenalkan dengan prinsip ekonomi, yaitu sebuah kegiatan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sedikit-dikitnya. Prinsip ini diterima, mengendap, dan tanpa sadar telah memasuki relung pemikiran terdalam manusia "modern", khususnya perempuan, sehingga melahirkan sikap dan perilaku yang demikian. Menjadi wajar jika kita jadi begitu teliti membandingkan harga barang yang ingin kita beli dan rela berpindah toko jika kita melihat toko tersebut menawarkan harga lebih murah.

Namun coba kita renungkan, uang yang kita keluarkan tadi akhirnya masuk ke kantong siapa sih? Atau siapa yang sebenarnya mendapat keuntungan dari produk yang kita beli? Jika kita membeli barang di mall atau swalayan, yang mendapat keuntungan adalah, pertama tentu saja pabrik yang memproduksi barang itu. Kedua, swalayan atau pemilik mall. Bukankah buruh dan penjaga swalayan juga mendapat keuntungan? Memang iya, namun jika dibandingkan pasti persentase keuntungan mereka sangat kecil dibandingkan dengan yang pertama dan kedua.

Artinya, kalau selama ini kita sering memilih belanja di swalayan atau toko-toko besar, berarti kita memberikan keuntungan besar kepada mereka. Bahkan mungkin kitalah yang membuat semakin banyak bermunculan mall bahkan megamall yang seringkali mengancam kehidupan pasar tradisional.

Sebaliknya, jika kita memilih membeli barang di warung milik tetangga kita atau membeli di pasar tradisional, siapa yang mendapat keuntungan? Yang pertama tentunya masih sama, yaitu produsen barang. Kedua adalah pemilik warung atau kios atau toko. Artinya pilihan ini akan memberi keuntungan pada tetangga dan saudara kita. Dan itu berarti kita juga yang mendukung mereka untuk tetap bekerja. Sama halnya kita membantu mereka memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membuat dapur mereka tetap mengepul. Walaupun sering kali sedikit lebih mahal seratus, dua ratus rupiah, kita pikir tak ada salahnya kita lakukan. Toh kita tahu persis bahwa kelebihan uang yang kita bayar itu akan mereka pakai untuk membayar uang sekolah atau biaya hidup lainnya. Apalagi kalau mereka termasuk orang-orang yang mengalami kesulitan finansial, juga kalau mereka sesama muslim. Ini juga termasuk kebaikan dan Insya Allah akan berbuah pahala dari Allah SWT.

Mungkin hal ini sederhana, namun jika kita lakukan secara konsisten akan memberi efek ekonomi yang luar biasa. Pilihan kita akan produk lokal, juga berbelanja pada distributor lokal akan menumbuhsuburkan sendi-sendi ekonomi nasional yang saat ini mulai melemah. Dalam jangka panjang, tidak mustahil kita akan hadir sebagai bangsa yang mandiri, yang tidak tergantung sepenuhnya pada perubahan ekonomi negara lain, khususnya Amerika. Dan perubahan besar itu berawal dari pilihan bijak kita, para perempuan atau ibu rumah tangga dalam berbelanja.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment