tag:blogger.com,1999:blog-51432255143943513152024-02-21T23:02:41.636-08:00Semua Tentang Muslimah#tips #fashion #lifestyle #makanan #kisah #inspirasi #motivasi #perempuanHanifhttp://www.blogger.com/profile/14702459675211362278noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-5143225514394351315.post-55618223443466289292013-03-17T22:02:00.000-07:002013-03-17T22:02:16.339-07:00Perhiasan Wanita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Hakikatnya, wanita itu mempunyai perhiasan. Di antaranya ada yang halal seperti wangi-wangian yang telah diisyaratkan sebelumnya. Dan ada pula yang diharamkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhusD6rKQkuhuMcW1EvETQxhR31Znqh8b8fmpNkXlm-xa6Z0N3QUTGO8M-eel-XJdJIKB34Yv5PRenNbz-NnR9Gyu-aPiDz6C-2JAscL07Zmo2z4CiRpzq-V_xNlik32QPx3JvpmfJlXf8/s1600/muslimah.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhusD6rKQkuhuMcW1EvETQxhR31Znqh8b8fmpNkXlm-xa6Z0N3QUTGO8M-eel-XJdJIKB34Yv5PRenNbz-NnR9Gyu-aPiDz6C-2JAscL07Zmo2z4CiRpzq-V_xNlik32QPx3JvpmfJlXf8/s1600/muslimah.jpg" height="320" width="148" /></a><b>Perhiasan Halal</b></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Wangi-wangian untuk menyambut suaminya tidaklah dilarang. Hal itu telah dibicarakan dalam sunnah-sunnah fitrah.</li>
<li>Emas dan sutra, keduanya halal dan telah dibolehkan membanggakan diri dengannya. Dari Abi Musa bahwa Nabi SAW bersabda : "<i>Dihalalkan emas dan sutra bagi umatku yang perempuan dan diharamkan bagi yang laki-laki</i>". (HR. Abu Dawud, Nasa'i, dan Tirmidzi) <br />Ali r.a. berkata, "<i>Dihadiahkan kepada Nabi SAW pakaian Siraa'. Kemudian beliau mengirimkannya kepadaku, lalu aku memakainya, maka aku melihat kemarahan pada wajah beliau.</i> <i>Kemudian
beliau berkata, sesungguhnya aku tidak mengirimkan kepadamu untuk
memakainya, tetapi aku mengirimkan kepadamu supaya engkau merobeknya
menjadi kerudung-kerudung bagi wanita</i>". (Muttafaq Alaihi)<br />
<i> </i><br />
Kata-kata
"Dihadiahkan kepada Nabi SAW", yang menghadiahkannya ialah raja Ayilah
yang musyrik. Pakaian Siraa' ialah semacam burdah bergaris-garis kuning
atau bercampur sutra dan emas murni. Ada yang mengatakan itu adalah
sutra.<br />
Kata-kata "bagi para wanita". Dan ditambahkan dalam suatu riwayat, "<i>Maka aku merobeknya bagi wanita-wanita keluargaku</i>". Dalam riwayat lain, "<i>kapada Fatimah-Fatimah</i>". Mereka ada tiga orang, Fatimah binti Rasulullah SAW, Fatimah binti Asad ibnu Ali, dan Fatimah binti Hamzah.<br />
Kedua
hadits tersebut adalah dalil yang pasti bagi orang-orang yang
mengharamkan sutra dan emas bagi kaum laki-laki dan menghalalkannya bagi
wanita.<br />
<br />
</li>
<li> Memakai baju mu'ashfar di rumah dengan syarat tidak membanggakan dan menyombongkan dirinya di hadapan teman-teman dan tetangga-tetangganya.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, "Kami berangkat bersama Rasulullah SAW dari sebuah tsaniyyah. Kemudian beliau menoleh kepadaku dan aku memakai baju tipis yang diwarnai dengan ashfar (warna kuning keemasan). Kemudian beliau berkata, Apakah ini? Maka aku mengetahui apa yang tidak disukainya. Kemudian aku mendatangi keluargaku di saat mereka menyalakan api di tungku mereka, lalu aku melemparkan baju itu di dalamnya. Kemudian aku mendatanginya pada esok harinya. Beliau bertanya, Hai Abdullah, apa yang engkau lakukan dengan baju itu? Kemudian aku beritahukan hal itu kepadanya. Nabi SAW bertanya, Mengapa engkau tidak memakaikannya kepada salah seorang perempuan dari keluargamu?".</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Majah menambahkan, "<i>Hal itu tidak menjadi masalah bagi orang perempuan</i>". (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)</div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Mu'ashfar yakni baju yang diwarnai dengan ashfar (kuning) dan ia mempunyai warna kuning keemasan mengkilat yang menarik perhatian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Perhiasan Haram</b></div>
<ol style="text-align: left;">
<li><b> </b>Perhiasan yang dimaksud ialah untuk mencari kemasyhuran, <b> </b>menunjukkan kesombongan, dan menarik perhatian orang banyak serta tamu-tamu wanita dan lain-lain.</li>
<li>Wangi-wangian di hadapan selain mahram yang semerbak baunya.</li>
<li>Menampakkan perhiasan di hadapan selain mahram.</li>
</ol>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17959509020816970820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5143225514394351315.post-52242029861835488812013-03-13T14:00:00.000-07:002013-03-13T00:01:00.421-07:00Pakaian Wanita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Wanita mempunyai baju dalam sholat. Akan tetapi baju wajib
dipakainya di hadapan laki-laki selain mahram dan ketika keluar masjid.
Ada beberapa sifat-sifat yang wajib diamalkan supaya tidak tersesat dan
tidak hina karena menjauhi Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sifat Baju Wanita</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT menjelaskan sifat-sifat baju wanita dengan firman-Nya : “<i>Hai Nabi, katakanlah</i><i>
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang
mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.</i>” (Al-Ahzab : 59)</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT berfirman : “<i>Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.</i>” (An-Nuur : 31)</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT menjelaskan penutup kepala dengan firman-Nya : “<i>Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya.</i>” (An-Nuur : 31)</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Allah SWT melarang tabarruj dengan firman-Nya : “<i>Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.</i>” (Al-Ahzab : 33)</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://aboutmuslimah.files.wordpress.com/2013/03/jilbab-syari.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_parent"><img alt="Jilbab Syar'i" class="size-medium wp-image-74 alignleft" src="http://aboutmuslimah.files.wordpress.com/2013/03/jilbab-syari.jpg?w=323&h=300" height="300" width="323" /></a>Wanita-wanita jahiliyah terdahulu memakai penutup kepala dan
menutupkannya di atas punggung mereka sehingga tampak leher dan telinga
mereka. Kemudian Allah SWT melarang akan hal itu. “<i>Dua golongan
termasuk penghuni neraka dan belum pernah kulihat sebelumnya, yaitu
wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, jalannya
berlenggak-lenggok, rambut kepala mereka seperti punggung unta yang
miring. Mereka tidak melihat surga dan tidak mencium baunya. Dan
orang-orang laki-laki yang membawa cambuk-cambuk seperti ekor sapi dan
mereka gunakan untuk memukul manusia.</i>“</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Asy-Syaukani berkata, kata-kata “dua golongan dari penghuni
neraka” menunjukkan tercelanya dua golongan ini. An-Nawawi menyatakan,
hadits ini termasuk mukjizat kenabian. Dua golongan ini sudah ada
sekarang. Kata-kata “berpakaian tapi telanjang”, ada yang mengatakan
berpakaian berupa nikmat Allah dan telanjang untuk mensyukurinya. Ada
yang berpendapat, Ia tutupi sebagian badannya dan ia membuka sebagiannya
untuk menampakkan kecantikannya dan mereka itulah wanita yang
telanjang. Juga ada yang mengatakan, Ia memakai baju yang tipis sehingga
menggambarkan bentuk badannya, sedangkan mereka adalah wanita yang
berpakaian, dan kedua pendapat itu sahih. Dan kata-kata “rambut di atas
kepala mereka seperti punggung unta” yakni mereka meninggikan rambut
seperti punggung unta. Perbuatan itu terjadi sekarang dengan mengikat
rambut sampai ke atas dari belakang kepala.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari keterangan di atas, jelas bahwa pakaian wanita harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan</li>
<li>Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh</li>
<li>Tidak tipis dan tembus pandang sehingga menampakkan kulit tubuh</li>
<li>Tidak menyerupai pakaian laki-laki</li>
<li>Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian</li>
<li>Tidak menyerupai pakaian wanita kafir</li>
<li>Bukan merupakan pakaian untuk mencari kemasyhuran</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pantalon (Celana Panjang) Bagi Wanita</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<i>Barangsiapa memakai baju untuk mencari kemasyhuran di dunia, maka Allah memakaikan padanya baju kehinaan di hari kiamat.</i>”
(H.R. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i) Hadits ini menunjukkan tentang
pemakaian baju yang ditujukan untuk menarik perhatian orang, seperti
baju dengan warna-warna mencolok atau model tenunan dan lainnya. Ini
diharamkan bagi wanita muslim karena baju yang Islami bukanlah dari
jenis itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Wajib diketahui bahwa memakai baju untuk mencari kemasyhuran dan menampakkan kesombongan dilarang pula bagi laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadits tersebut tidak hanya mengenai baju yang mewah, tetapi juga
pada orang yang memakai baju yang berbeda dengan pakaian orang-orang
miskin (yakni kebanyakan dari mereka) supaya orang-orang melihatnya
sehingga mereka kagum kepada pakaiannya dan menghormatinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya pengamalan hijab Islami berarti tunduk kepada perintah
Allah, berjalan lurus di atas jalan-Nya. Islam membentuk kepribadian
manusia yang luhur dan dicari oleh setiap orang berakal. Islam juga
membentuk masyarakat mulia yang didambakan oleh semua orang, bahkan
orang-orang fasik, karena Islam penuh dengan ketenangan, tidak ada
kebiadaban maupun kekacauan.</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17959509020816970820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5143225514394351315.post-39058431108759424822013-03-08T01:11:00.000-08:002013-03-08T01:11:02.538-08:00Pandangan Islam Terhadap Wanita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada keraguan bahwa Islam bersikap adil pada wanita dan menempatkannya dalam kedudukan dan tidak tersesat serta tidak hina. Islam memelihara hak secara penuh dan menjaganya dari pelecehan kehormatannya dan kehilangan kehormatannya. Islam telah memuliakanya, bahkan berlebih-lebihan dalam memuliakannya, karena Islam mengetahui bahwa wanita adalah dasar masyarakat yang baik. Itulah pandangan Islam terhadap wanita atas dasar beberapa hal :</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><b>Laki-laki bagi wanita</b>. Tidak diragukan bahwa kepemimpinan seorang lelaki harus tampak jelas dalam hidup bersama istrinya. Hal itu disebabkan tabiatnya ditetapkan untuk memimpin wanita. Hal ini tidak dianggap sebagai kezaliman terhadap wanita, bahkan memuliakannya dan meletakkannya pada tempat yang sesuai.</li>
<li><b>Pekerjaan wanita</b>. Allah SWT memberikan izin kepada wanita untuk keluar rumah sesuai keadaan dan kebutuhan saja. Ia tidak mengubah sedikit pun dari pokok dalam sistem masyarakat Islam, yaitu bahwa lingkungan pekerjaan wanita adalah rumah. Izin bagi mereka untuk keluar rumah hanyalah sebagai rukhsah dan kemudahan. Maka ia tidak boleh menggunakan makna dan tujuan yang lain.</li>
<li><b>Hak-hak wanita</b>. Islam telah memperhatikan tiga perkara dalam menetapkan hak-hak wanita, yakni pertama, larangan lelaki menjadikan wanita sebagai alat untuk menganiaya, sehingga hubungan antara wanita dan laki-laki hanya seperti pelayan dan tuannya. Kedua, semua kesempatan wajib diberikan pada wanita untuk mengembangkan keahlian dan bakatnya dalam batas-batas tatanan sosial secara optimal dan melakukan pekerjaan untuk membangun peradaban dengan cara sebaik-baiknya. Ketiga, setiap kemajuan dan kesuksesan harus dicapai dengan tetap sebagai wanita.</li>
</ol>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/wanita_muslim_100901122124.jpg" imageanchor="1"><img border="0" src="http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/wanita_muslim_100901122124.jpg" height="260" id="irc_mi" style="margin-top: 67px;" width="360" /></a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17959509020816970820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5143225514394351315.post-3760927818479939242013-03-07T09:58:00.000-08:002013-03-06T18:58:34.533-08:00Belanja Sambil Beramal<div style="text-align: justify;">
"Kalau ada yang nawarin barang, barangnya sama, yang satu seharga 1000, satunya seharga 1500, pilih mana?" Sebagai seorang wanita, apalagi ibu rumah tangga, hampir pasti kita akan pilih barang yang harganya lebih murah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah ada yang salah dengan pilihan itu? Sebenarnya tidak. Sejak di bangku sekolah, kita sudah dikenalkan dengan prinsip ekonomi, yaitu sebuah kegiatan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sedikit-dikitnya. Prinsip ini diterima, mengendap, dan tanpa sadar telah memasuki relung pemikiran terdalam manusia "modern", khususnya perempuan, sehingga melahirkan sikap dan perilaku yang demikian. Menjadi wajar jika kita jadi begitu teliti membandingkan harga barang yang ingin kita beli dan rela berpindah toko jika kita melihat toko tersebut menawarkan harga lebih murah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun coba kita renungkan, uang yang kita keluarkan tadi akhirnya masuk ke kantong siapa sih? Atau siapa yang sebenarnya mendapat keuntungan dari produk yang kita beli? Jika kita membeli barang di mall atau swalayan, yang mendapat keuntungan adalah, pertama tentu saja pabrik yang memproduksi barang itu. Kedua, swalayan atau pemilik mall. Bukankah buruh dan penjaga swalayan juga mendapat keuntungan? Memang iya, namun jika dibandingkan pasti persentase keuntungan mereka sangat kecil dibandingkan dengan yang pertama dan kedua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Artinya, kalau selama ini kita sering memilih belanja di swalayan atau toko-toko besar, berarti kita memberikan keuntungan besar kepada mereka. Bahkan mungkin kitalah yang membuat semakin banyak bermunculan mall bahkan megamall yang seringkali mengancam kehidupan pasar tradisional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaliknya, jika kita memilih membeli barang di warung milik tetangga kita atau membeli di pasar tradisional, siapa yang mendapat keuntungan? Yang pertama tentunya masih sama, yaitu produsen barang. Kedua adalah pemilik warung atau kios atau toko. Artinya pilihan ini akan memberi keuntungan pada tetangga dan saudara kita. Dan itu berarti kita juga yang mendukung mereka untuk tetap bekerja. Sama halnya kita membantu mereka memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membuat dapur mereka tetap mengepul. Walaupun sering kali sedikit lebih mahal seratus, dua ratus rupiah, kita pikir tak ada salahnya kita lakukan. Toh kita tahu persis bahwa kelebihan uang yang kita bayar itu akan mereka pakai untuk membayar uang sekolah atau biaya hidup lainnya. Apalagi kalau mereka termasuk orang-orang yang mengalami kesulitan finansial, juga kalau mereka sesama muslim. Ini juga termasuk kebaikan dan Insya Allah akan berbuah pahala dari Allah SWT.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcbuOte6vVfVr36iVQ-BUPHHFVOhUi3VHJCC5N0P_K2uBwCFZ5olEIm0uz8GAGD1-kVwQa2tDNEnSgEzrWhXOhonwiiu6vppgjIqmpex_YE5hWQMbtG_Pv556cIflmDh0LphSnVXSEdCM/s1600/pasar+tradisional.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcbuOte6vVfVr36iVQ-BUPHHFVOhUi3VHJCC5N0P_K2uBwCFZ5olEIm0uz8GAGD1-kVwQa2tDNEnSgEzrWhXOhonwiiu6vppgjIqmpex_YE5hWQMbtG_Pv556cIflmDh0LphSnVXSEdCM/s1600/pasar+tradisional.JPG" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin hal ini sederhana, namun jika kita lakukan secara konsisten akan memberi efek ekonomi yang luar biasa. Pilihan kita akan produk lokal, juga berbelanja pada distributor lokal akan menumbuhsuburkan sendi-sendi ekonomi nasional yang saat ini mulai melemah. Dalam jangka panjang, tidak mustahil kita akan hadir sebagai bangsa yang mandiri, yang tidak tergantung sepenuhnya pada perubahan ekonomi negara lain, khususnya Amerika. Dan perubahan besar itu berawal dari pilihan bijak kita, para perempuan atau ibu rumah tangga dalam berbelanja.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17959509020816970820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5143225514394351315.post-17016550734387646732013-03-04T11:12:00.000-08:002013-03-06T18:57:12.560-08:00Carilah Harta Untuk Akhiratmu<div style="text-align: justify;">
Kita tidak boleh iri, begitulah kata Rasulullah Shalallaahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori, kecuali kepada dua kelompok manusia. Salah satunya adalah manusia yang kaya, yang dengan kekayaannya itu ia banyak membantu sesama manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja iri kepada orang kaya, sebagaiama yang dikatakan Rasulullah tadi, harus diletakkan dalam kerangka positif. Yakni, kita iri, merasa ingin seperti dia, mencari harta dengan cara halal, untuk memberi manfaat kepada orang lain. Dengan kata lain, kita mencari harta untuk akhirat. Otomatis kita akan habiskan harta itu untuk akhirat juga. Bukan untuk dunia semata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSZCLK1E2FhnsnwfgB5Nktn9zsudrwP5Mzj_HOiP_GjsoOouIi4hSnLxBJ4sYD3zMmyGv18O9ZBoK3fMgbCf38qiOf6SCnkrKo-GHjIr1rXoBHfe7LQnPlakB0rIzS2PIWEr_zmqM0Q0/s1600/sedekah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSZCLK1E2FhnsnwfgB5Nktn9zsudrwP5Mzj_HOiP_GjsoOouIi4hSnLxBJ4sYD3zMmyGv18O9ZBoK3fMgbCf38qiOf6SCnkrKo-GHjIr1rXoBHfe7LQnPlakB0rIzS2PIWEr_zmqM0Q0/s1600/sedekah.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak zaman dahulu, banyak manusia yang mencari dan mengumpulkan harta untuk kesenangan dunia semata. Mereka menumpuk harta. Mereka bermegah-megahan karena porsi untuk membantu sesama dari harta yang mereka upayakan sangat sedikit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terhadap orang seperti ini, tak layak kita merasa iri. Bahkan, kita harus berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar terhindar dari kondisi seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
So, carilah harta untuk akhiratmu...</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17959509020816970820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5143225514394351315.post-48607188069860670022013-02-28T11:33:00.000-08:002013-03-06T18:59:15.619-08:00Inner Beauty Kepada Allah SWT<div style="text-align: justify;">
Banyak sekali orang yang membicarakan "kecantikan dari dalam" alias inner beauty. Namun apa sih sebenarnya inner beauty itu? Sangat relatif kan? Itu karena kecantikan bermakna unik, mengacu pada individual dan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, mari kita berpijak pada suatu standart untuk menilai indah atau tidaknya suatu hal dan perbuatan. Standart ini bermuara pada pandangan Sang Maha Pencipta. Dengan standart ini, maka seseorang Insya Allah akan lebih yakin dalam berbuat maupun menilai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat kita hendak melakukan suatu hal, maka hendaklah kita bertanya pada diri sendiri, apa kira-kira Allah Ta'ala ridho dengan apa yang akan kita lakukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridho dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata, : 'Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya dan begitu juga Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,' tentulah yang demikian itu lebih baik dari mereka." QS. At-Taubah : 59.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhktBcL83fFc08WJyZmXOhdci4FwWCrUzMNLXBmjDi4ocVZcCVYfiM2Qn3ePp2oqs7pJQpPhxnpXEStC0uyNv2BYs6qwxyB-ADgolcazJNRImOwwWqwGhWqt9RVVYJuqGDuxzr2TyEKaWU/s1600/inner+beauty.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhktBcL83fFc08WJyZmXOhdci4FwWCrUzMNLXBmjDi4ocVZcCVYfiM2Qn3ePp2oqs7pJQpPhxnpXEStC0uyNv2BYs6qwxyB-ADgolcazJNRImOwwWqwGhWqt9RVVYJuqGDuxzr2TyEKaWU/s1600/inner+beauty.jpeg" width="400" /></a></div>
# Tips Mencapai Inner Beauty #</div>
<ul>
<li>Mampu <b>meredam amarah</b> dengan perkataan dan sikap yang selalu terkontrol. Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan, "Orang yang kuat bukanlah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Malik). Rasulullah SAW juga bersabda, "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhoi, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhoi." (HR. Bukhari).</li>
<li>Selalu berusaha <b>tidak menyakiti orang lain</b>. Rasulullah SAW bersabda, "Seorang muslim yang baik adalah muslim yang jika yang lainnya merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya, dan orang yang benar-benar berhijrah itu adalah yang rela meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari). Bahkan keislaman yang paling baik hanya akan diraih oleh orang yang menjaga lisan dan tangannya untuk tidak mendzalimi kaum muslim. Abu Musa radhiyallahu 'anhu mengatakan ketika para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, keislaman seperti apa yang paling utama?", maka beliau menjawab, "Yaitu keislaman pada diri orang yang kaum muslimin yang lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari)</li>
<li>Senantiasa <b>berpikir positif</b>. "Hindarilah oleh kamu sekalian bersu'udzan, karena su'udzan adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan membenci serta bermusuhan, tetapi jadikanlah hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari-Muslim)</li>
<li><b>Mencintai diri sendiri dengan tulus</b>. Ibnu Qudamah rahimahumullah menjelaskan, "Ketahuilah bahwa syukur dan tidak kufur tidak akan sempurna melainkan dengan mengetahui segala apa yang dicintai oleh Allah. Sebab makna syukur adalah mempergunakan segala karunia Allah SWT kepada apa yang dicintai-Nya, dan kufur nikmat adalah sebaliknya."</li>
</ul>
# Ciri Tercapainya Inner Beauty #<br />
<ol>
<li>Memiliki kepercayaan diri yang muncul karena keyakinan yang tinggi kepada Allah Ta'ala.</li>
<li>Senantiasa memiliki bekal ilmu pengetahuan yang luas dan selalu berusaha memperdalamnya.</li>
<li>Memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik dalam bertingkah laku sehari-hari.</li>
</ol>
Untuk menjalankannya memang tidaklah mudah, namun semua kembali pada niat yang ada pada diri kita sendiri. <br />
<ul>
</ul>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17959509020816970820noreply@blogger.com0